perkenalan..

Annyeong..............


hay'hay'hay...........
welcome to my blog,,,,,
saya adalah nunik sarokah,
saya bertempat tinggal di pekalongan.. saat ini saya adalah pelajar dari SMK GATRA PRAJA PKL,,,,
saya adalah pecinta korea,,

blog ini tidak hanya berisi hal-hal tentang korea, tapi blog ini untuk untuk publikasi tulisan, gambar/ kreatifitas dari saya.,
tapi. bagi para korean lovers jangan kuatir...
insya Allah saya akan mengisikan blog-blog ini dengan hal-hal yang menyangkut tentang korea (misal: music, budaya bahasa, artis/ aktor korea, dll)
bagi anda yang suka hal" tentang KOMPUTER, blog ini juga memPostingkan ttg Ms.Word 2007, Ms.ExeL 2007, Ms.Power Point 2007, dll....
SEBELUM DAN SESUDAHNYA SAYA MENGUCAPKAN "KAMSA HAMNIDA (terima kasih)" FOR READER,,,,,

Selasa, 31 Mei 2011

Pakaian Tradisional Korea


Hanbok

Hanbok (Korea Selatan) atau Chosŏn-ot (Korea Utara) adalah pakaian tradisional masyarakat Korea. Hanbok pada umumnya memiliki warna yang cerah, dengan garis yang sederhana serta tidak memiliki saku. Walaupun secara harfiah berarti "pakaian orang Korea", hanbok pada saat ini mengacu pada "pakaian gaya Dinasti Joseon" yang biasa dipakai secara formal atau semi-formal dalam perayaan atau festival tradisional.
Bagian-bagian Hanbok :
hanbok copy1. Jeogori: ialah bagian atas dari hanbok ( baju ).Untuk hanbok laki-laki ukurannya lebih besar dan simple, sedangkan untuk wanita agak pendek dan ditandai garis lengkung  dan dekorasi yang lembut.
2.Deong Jong : yaitu krah yang berwarna yang berwarna putih .
3.  Otgoreum (Cloth Strings):  adalah pita yang dipakai pada baju hambok untuk wanita, yang melintang hingga ke Rok ( chima )
4. Chima : adalah rok pada bagian hanbok. Ada berbagai macam jenis chima, ada yang lapisan tunggal dan ada juga yang double.
5.Pattern:  susunan gambar atau garis  dan juga perpaduan warna.
Masih banyak lagi istilah bagian pada hanbok, misalnya baerae ( pada lengan ), kket dong ( lengan ) dan lain sebagainya.
Untuk hanbok pria ada ” baji ” yaitu celana untuk hanbok. biasanya bentuknya longgar .

SEJARAH

Hanbok pada masa Tiga Kerajaan


Pada akhir masa Tiga Kerajaan, wanita dari kalangan bangsawan mulai memakai rok berukuran panjang dan baju seukuran pinggang yang diikat di pinggang dengan celana panjang yang tidak ketat, serta memakai jubah seukuran pinggang dan diikatkan di pinggang.Beberapa elemen dasar hanbok pada saat ini seperti jeogoriatau baju, baji (celana) dan chima(rok) diduga telah dipakai sejak waktu yang lama, namun pada zaman Tiga Kerajaanlahpakaian sejenis ini mulai berkembang. Lukisan pada situs makam Goguryeo menunjukkan gambar laki-laki dan wanita pada saat itu memakai celana panjang yang ketat dan baju yang berukuran sepinggang. Struktur tersebut sepertinya tidak banyak berubah sampai saat ini.
Pada masa ini, pakaian berbahan sutra dari Tiongkok (Dinasti Tang) diadopsi oleh anggota keluarga kerajaan dan pegawai kerajaan. Ada yang disebut Gwanbok, pakaian tradisional untuk pegawai kerajaan pada masa lalu.
Ketika Dinasti Goryeo (918–1392) menandatangani perjanjian damai dengan Kerajaan Mongol, raja Goryeo menikahi ratu Mongol dan pakaian pegawai kerajaan lalu mengikuti gaya Mongol. Sebagai hasil dari pengaruh Mongol ini, rok (chima) jadi sedikit lebih pendek. Sedangkan Jeogori (baju untuk tubuh bagian atas) diikat ke bagian dada dengan pita lebar, sedangkan lengan bajunya didesain agak ramping.

Periode Joseon


Pakaian pria bangsawan
Pada masa Dinasti Joseon, jeogori wanita secara perlahan menjadi ketat dan diperpendek. Pada abad ke-16, jeogori agak menggelembung dan panjangnya mencapai di bawah pinggang. Namun pada akhir abad ke-19, Daewon-gun memperkenalkan Magoja, jaket bergaya Manchu yang sering dipakai hingga saat ini.
Chima pada masa akhir Joseon dibuat panjang dan jeogori menjadi pendek dan ketat. Heoritti atauheorimari yang terbuat dari kain linen difungsikan sebagai korset karena begitu pendeknya jeogori.
Kalangan atas memakai hanbok dari kain rami yang ditenun atau bahan kain berkualitas tinggi, seperti bahan yang berwarna cerah pada musim panas dan bahan kain sutra pada musim dingin. Mereka menggunakan warna yang bervariasi dan terang. Rakyat biasa tidak dapat menggunakan bahan berkualitas bagus karena tidak sanggup membelinya.
Umumnya dahulu kaum laki-laki dewasa mengenakan durumagi (semacam jaket panjang) saat keluar rumah.


Aksesori untuk kepalaTusuk konde binyeo, ditusukkan melewati konde rambut sebagai pengencang atau aksesori. Bahan pembuatan binyeo bervariasi sesuai kedudukan sosial pemakainya. Wnita juga mengenakan jokduripada hari pernikahan mereka dan memakai ayam untuk melindungi tubuh dari cuaca dingin.Baik pria maupun wanita memelihara rambut mereka menjadi panjang. Pada saat mereka menikah, mereka mengkonde rambutnya. Pria mengkonde (mengikat) rambutnya sampai atas kepala (sangtu), sedangkan wanita mengkonde sampai batas di belakang kepala atau di atas leher belakang. Wanita yang berprofesi sebagai penghibur seperti kisaeng, memakai aksesori wig yang disebut gache. Gache sempat dilarang di istana pada abad ke-18. Pada akhir abad ke-19, gache semakin populer di antara kaum wanita dengan bentuk yang semakin besar dan berat.

Pria menggunkan gat, topi yang dianyam dari rambut kuda, yang juga bervariasi model dan bentuknya sesuai status atau kelas.

Perayaan

Hanbok digunakan diklasifikasikan berdasarkan peristiwanya: pakaian sehari-hari, termasuk untuk hari ulang tahun pertama anak.

Hanbok modern

Hanbok modern untuk anak-anak terbagi atas 2 atau 3 bagian dan bisa dipakai dengan mudah. Hanbok anak-anak dipakai biasanya satu atau dua kali setahun dalam perayaan Chuseok atau tahun baru imlek (seollal). Pada ulangtahun pertamanya (doljanchi) anak-anak memakai hanbok pertama mereka.[1]

Hanbok untuk keluarga kerajaan

Gwanbok

Gwanbok () adalah pakaian pegawai kerajaan yang pertama kali dipakai sejak zaman kerajaan Silla.[2][3]

Hanbok untuk pria yangban (bangsawan)

Hanbok untuk wanita bangsawan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar